Judul Buku: Kumpulan Puisi "Selisik"
Penulis: Komunitas Suara Literasi Membara (Afifatun Nashiroh, Afiyah Sephi Marshanda, Cleon Kuga, Dede Yetty Suminar, Dewi Kapita Sari, Elda Kasih, Enricko Hendayana, Iwan Sasli, Lusi Ekarina, Nadya, Neni Hertika, Rezka Yulianty Ananda, Rizka Cika, Sarifudin Kojeh, Sri Rita Astuti, Sukarni, Syarifah Dien Ainul Hasymi, Viora Violetta, Yusniar)
Tebal: 140 hlm, 14,5 x 20,5 cm
Sinopsis
Selisik adalah antologi keempat yang lahir dari Komunitas Suara Literasi Membara, setelah Selaksa Kasih dari Borneo (2022), Jejak Rindu Bumi Borneo (2023), dan Tembunik (2023). Sebanyak dua puluh penulis anggota komunitas ini—Afifatun Nashiroh, Afiyah Sephi Marshanda, Cleon Kuga, Dede Yetty Suminar, Dewi Kapita Sari, Elda Kasih, Enricko Hendayana, Iwan Sasli, Lusi Ekarina, Nadya, Neni Hertika, Rezka Yulianty Ananda, Rizka Cika, Sarifudin Kojeh, Sri Rita Astuti, Sukarni, Syarifah Dien Ainul Hasymi, Viora Violetta, dan Yusniar—menyumbangkan puisi naratif yang menyuarakan kearifan lokal, sejarah, kritik sosial, dan asa bagi tanah Borneo.
Melalui larik-larik puitis yang mereka hadirkan, Borneo dipandang bukan hanya sebagai ruang geografis, melainkan juga sebagai rumah budaya yang menyimpan denyut peradaban. Kumpulan puisi ini menjadi saksi, pengingat, sekaligus penggerak yang merekam jejak kehidupan dan harapan.
Dengan dukungan Program Penguatan Komunitas Sastra dari Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, Selisik terbit sebagai bukti bahwa suara-suara literasi dari daerah memiliki tempat penting dalam perjalanan sastra bangsa.
Lebih dari sekadar bacaan, buku ini adalah ajakan untuk merenung, berdialog, dan merawat cinta pada tanah Borneo serta Indonesia. Selisik diharapkan menjadi bagian dari langkah kecil menuju lahirnya generasi literat yang peka dan peduli pada peradaban.