PUISI SEJARAH "PERTEMPURAN DI SUNGAI TAMBAK BERAS"


Judul Buku: PUISI SEJARAH "PERTEMPURAN DI SUNGAI TAMBAK BERAS

Penulis:  Daniel Agus Maryanto

Cetakan: I, 2025

Tebal: 103 hlm, 14x 21 cm

Harga: 60.000,-


Sinopsis

Dipilihnya puisi dengan judul Pertempuran Di Sungai Tambak Beras sebagi judul utama buku antologi puisi ini karena mewakili dari keseluruhan puisi yang bertema tentang sejarah ini. Pertempuran di antara para pahlawan Majapahit berebut jabatan dan akhirnya harus berguguran satu persatu, Ranggalawe, Kebo Anabrang, Lembu Sora, Nambi, Gajah Biru, menjadi contoh sejarah kelam perjalanan sejarah bangsa ini yang seyogyanya tidak akan terulang di masa kini dan akan datang.

Dalam buku Antologi Puisi berjudul –Pertempuran Di Sungai Tambak Beras- ini, memuat 40 puisi “sejarah”. Cerita-cerita sejarah diambil membentang sejak dari kejayaan Ratu Shima di Kalingga, sampai dengan perpindahan pusat peradaban ke panggung sejarah Jawa Timur dan bahkan sampai masa menentang penjajahan dan kemerdekaan.

Sejarah kerajaan Kalingga terekam jejaknya dalam puisi berjudul-Relung Hati Raja Putri Shima yang rela menghukum sang putra mahkota demi tegaknya hukum Negara. Sedangkan kerajaan Medang Dharmawangsa terekam ke dalam puisi berjudul Maha Pralayaiv | Daniel Agus Maryanto Di Bumi Medang yang mengisahkan kehancuran kerajaan Medang oleh serbuan Raja Wurawari.

Sejarah pun bergeser di Kerajaan Singasari dengan dimulai dari sejarah Ken Arok di Tumapel--terekam dalam puisi Kembalikan Nyawa Ayahku, dan diteruskan dengan jejak raja-raja Singasari yang terus dibayangi kutukan keris Empu Gandring dalam puisi-puisi Sepasang Ular Di Satu Sarang, Pengkhianatan Di Tepi Brantas, dan puisi Pralaya Di Langit Singasari. Sementara untuk sejarah kerajaan Majapahit, Demak, dan Pajang terekam dalam puisi-puisi berjudul Pelangi Di Atas Hutan Tarik, Pahlawan itu Gajah Mada Namanya, Pertempuran Di Sungai Tambak Beras, Operasi Senyap Gayatri Rajapatni, Senjakala Di Langit Majapahit, Kedung Srengenge, Hantu itu Bernama Sureng, Pajang 1549, Petaka Di Bengawan Sore, Kali Opak 1582.

Sedangkan puisi sejarah di jaman Mataram Islam diwakili puisi-puisi berjudul Balada Cinta Retna Dumilah, Enyahlah Kau VOC, Bedhahnya Kraton Plered, Bedhah Kraton Kartasura, Tragedi Cinta Utung Surapati, Tarian Kematian Di Babirong, Panggung Sangga Buwono Menjadi Saksi, Jangan Kau Bagi-Bagi Lagi Negeri Kami, Yang Tunduk Dalam Kerling Penari Tayub, Nestapa dibalik Wajah Jelita, Permainan Hidup Sang Amangkurat, Wanita Berselendang Senjata, dan Rayuan Maut Sang Jendral Sengaja dipilihnya satu kesamaan tema tentang sejarah, penulis pun ingin membawa pesan betapa pentingnya kita dan terlebih generasi calon pewaris negeri ini agar tidak terputus dengan mata rantai sejarah leluhur bangsanya. Dalam hal ini Bung Karno pun amat terkenal dalam pesannya –Jasmerah-Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah

Surya Pustaka Ilmu

Surya Pustaka Ilmu adalah sebuah penerbit Buku yang melayani dengan profesional. Melayani jasa penerbitan buku, layout, editing, jasa ISBN, dan konsultasi penerbitan buku, serta workshop kepenulisan.

Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama